watch sexy videos at nza-vids!

ABG Club Gallery
Update Video 3GP & MP4 XXX

Oh, Melatiku

Sebelumnya perkenalkan saya salah satu pecinta situs ini,
sejak 1999 di kota Sby, cuma baru kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman yang saya alami.

Cerita ini bermula dari kantor tempat saya mulai memberikan fasilitas internet kepada semua karyawannya sekitar 5 tahun yang lalu, pertama mengunakan fasilitas internet emang agak bingung juga rasanya, apalagi mencoba-coba fasilitas chatting di IRC.

Pertama main chat kucoba kenalan dengan seorang cewek yang bernama melati24 yang berada di kota Mlg, setelah perkenalan itu setiap hari kusempatkan untuk chatting dengan Melati hingga akhirnya kami pindah ke ICQ, di ICQ kami saling bercerita tentang diri kami masing-masing dan sering kali juga kami serita tentang pengalaman sex kami masing-masing, hingga tak terasa hubungan kami jalan dengannya 4 bulan dari saling cerita dan curhat kami akhirnya pengen ketemu darat dengan melati24 (sebenarnya waktu itu kami berdua sudah saling punya tunangan)

Jumat 10.00, sebelum bertemu kami sudah janjian Melati akan menjemputku di terminal ajs dengan ciri-ciriku yang tidak terlalu sulit untuk bertemu karena kami sudah saling bertukar foto di e-mail, dalam perjalanan dari Sby ke Mlg aku coba hubungi Melati dari bis yang aku tumpangi ternyata dia sudah siap-siap untuk menjemputku di terminal, akhirnya 1,5 jam kulalui dalam bis waktu yang sangat singkat rasanya karena kami ingin segera bertemu.

Setelah turun dari bis aku coba call Melati di HP nya sungguh tidak terduga ternyata Melati telah menunggu tidak jauh di depanku aku tidak menyangka cewek dengan tubuh yang ramping tinggi badan sekitar 162 dan dada yang montok dan rambut yang terurai sebahu yang dari tadi aku perhatikan ternyata dia Melati, sungguh tidak jauh dengan foto yang diberikannya waktu dia e-mail ke aku apalagi dengan rok jeans yang sangat pendek kaos ketat warna merah sungguh menampilkan bentuk payudaranya yang montok.

Setelah kami mengobrol sebentar dia langsung mengajakku menuju ke tempat parkir mobilnya, didalam mobil dia menawarkanku untuk ke batu aku pun setuju saja kan disini aku tamu, dalam perjalanan ke batu kami saling cerita dan cerita itu selalu menjurus ke sex, lama kelamaan cerita itu membikin batang kemaluanku bangun juga, sehingga membuat tangan nakalku meraba-raba pahanya yang putih itu tak kusangka di balasnya tanganku dengan remasan batang kemaluanku yang dari tadi sudah menegang sambil berkata

"Kita teruskan nanti setelah kita cek-in ya sayang" ujar Melati, tak lupa kulumat perlahan bibirnya yang indah itu dan tak terasa kami sampai ke Batu, Mlg.

Sekitar jam 13.00 kami sampai di hotel Orchids kami langsung memilih kamar yang kami inginkan. Sampai di dalam kamar tidak aku lewatkan kesempatan yang telah lama aku tunggu, aku peluk Melati dan aku lumat bibirnya dan perlahan aku remas-remas pantatnya yang montok itu dengan tiba-tiba Melati melepas kuluman bibir kami sambil berkata

"Kita mandi dulu ya sayang, biar segar"

Sambil menurunkan roknya yang aku angkat ketas waktu aku remas-remas pantatnya.

"Kamu mandi dulu aja deh Melati nanti aku susul, tapi jangan tutup pintunya ya biar aku bisa memandang tubuhmu yang indah" jawabku.

Kuperhatikan Melati mulai melepas kaos ketat dan roknya di dalam kamar mandi, duuh betapa indahnya tubuhnya yang hanya terbalut dengan CD dan bra hitamnya yang semakin membuat kemaluanku berdiri tegak, perlahan dia lepaskan CD dan branya dan berendan ke dalam bath tup, sehingga membuat aku segera menyusulnya di kamar mandi dan aku lepas semua baju dan celanaku.

Tiba-tiba Melati nyeletuk, "Duh batang kemaluanmu dah berdiri tuuh dah siap tempur yaa" sambil dia menyemprot air ke tubuhku.
"Aku mandi'in ya sayang" kata Melati sambil menarik tubuhku ke sower,

Tak kulepaskan kesempatan ini sambil melumat bibir mungilnya yang sexy dan aku remas-remas buah dadanya yang montok itu, melihat tanganku mulai beraksi Melati mulai menyapukan lidahnya ke mulutku perlahan tanganku turun mengusap kemaluannya yang di tumbuhi rambut halusnya di antara desahan nafasnya tiba-tiba Melati berkata, "Kita lanjutin di tempat tidur aja ya sayang" sambil menutupi tubuhnya dengan handuk.

Langsung aku gendong tubuhnya sambil bibirkami saling melumat dan aku bawa ke tempat tidur. Aku turunkan Melati ke tempat tidur perlahan aku buka anduknya sambil aku jilatin ke dua buah dadanya yang montok itu apalagi di saat tanganku mulai tanganku menyentuh dan negusap-usap clitorisnya dengan tubuhnya yang mulai menggelinjang dan suaranya yang makin mendesah.

Aku mulai melumat bibir Melati dan tanganku tidak kulepaskan di pangkal pahanya, tanpa bisa kukendalikan lagi bibirku melumat bibirnya, Melati membalas lumatanku dan lidahnya menyambut lumatanku di luar kendalinya. Kembali aku menyedot puntingnya bergantian dan tanganku mulai memainkan clitorisnya, kulihat tubuhnya mulai mengelinjang merasakan kenikmatan dengan makin banyaknya cairan yang keluar di vaginanya tak kubiarkan kesempatan yang berharga ini aku turun ke depan selakanganya dan aku jilati pahanya, kulihat Melati mendesah penuh kenikmatan, diremasnya rambutku dan di tekankan mulutku di selakangan Melati berharap aku menjilati vaginanya tapi aku tak terpengaruh.

"sayang please" pinta Melati mengerang penuh kenikmatan sambil tangan Melati meremas kemaluanku.

Akhirnya Melati menjerit lepas saat lidahku menjilati klitorisnya dilajutkan dengan aku ciumin vaginanya dengan gemasnya, desahan Melati semakin menjadi saat tanganku ikut bermain di liang vaginanya, aku semakin liar menjilati vaginanya dan kulihat Melati semakin menikmatinya.

Kami berdua sudah tidak tahan lagi aku langsung merangkak di atas Melati, kemudian kami saling berciuman dan melumat bibir sambil perlahan mengusap-usap penisku ke liang vaginanya, sebelum kudorongkan penisku aku ambil kondom yang sudah aku siapkan tapi Melati menyela

"nggak usah pake kondom sayang, kan lebih enak nggak pake" katanya sambil membuang kondom itu ke bawah, kemudian Melati tersenyum kepadaku.

Kembali kami berciuman sambil aku gosokkan kembali batang kemaluanku ke vaginanya, perlahan kudorong kemaluanku ke celah vaginanya sambil aku lumat kembali mulutnya, lidah kami saling beradu seiring aku menyodokkan penisku ke dalam vaginanya.

Kulihat Melati tersenyum memandangku saat batang kemaluanku masuk semua ke liang vaginanya, dengan tatapan mata yang romantis dan menghanyutkan. Aku mulai menarik dan mendorong perlahan-lahan kemudian semakin cepat seiring dengan desahan Melati yang lepas tanpa dibuat-buat, tanganku meraba-raba dan meremas-remas ke buah dada Melati sesekali aku kulum puntingnya, semua aku lakukan tanpa menurunkan irama kocokkan kemaluanku ke liang vagina Melati. Kuangkat kedua kaki Melati ke pundakku, aku sodokkan kemaluanku semakin dalam ke liang vaginanya, dan suara desahan Melati semakin lepas tanpa kendali.

Aku memutar tubuh Melati untuk posisi dogie style, tak lama aku sodokkan lagi batang kemaluanku yang semakin teganng ke vaginanya, kuraih buah dada Melati yang menggantung dan aku remas perlahan-lahan sambil aku cium dan jilati punggungnya, kocokanku semakin menggila, tiba-tiba desahan Melati semakin menjadi-jadi disertai erangan kenikmatan yang keluar dari mulutnya, kulihat Melati begitu menikmati kenikmatan yang telah di capainya.

"Hebat kamu sayang, enak banget kocokan mu sayang belum pernah aku mencapai kenikmatan seperti ini" puji Melati padaku.

Tanpa menunggu waktu ganti aku terlentang di bawah dan kutarik tubuhnya ke atasku, kulihat napasnya kembali normal dengan perlahan dia memasukan batang kemaluanku ke vaginanya, Melati mencium bibirku saat mulai mengerakkan tubuhnya diatas tubuhku. Kini giliran Melati memegang peran sambil mengoyangkan pinggulnya naik turun. Tak terasa aku mendesah menikmati goyanggan yang semakin memanas, tanganku pun tidak aku sia-siakan aku remas-remas pantatnya yang montok itu yang bergoyang di atas tubuhku, gerakan goyangan Melati semakin cepat dan liar.

"Gila kamu Melatim enak banget" bisikku ke telinganya.

Mulutku pun tak bisa tinggal diam aku kulum buah dadanya dan aku gigit ringan putingnya, kulihat Melati menggeliat nikmat. Aku rasakan gerakan pinggulnya yang naik turun semakin liar dan tiba-tiba dari mulutnya dia mendesah disertai erangan kenikmatan sambil dia mencengkeram lenganku, kenikmatan kedua telah dicapai Melati.

"sayang ganti kamu ya aku dah keluar 2 kali sayang" kata Melati.

Kembali Melati turun dari tubuhku dan tidur terlentang dengan kaki di buka lebar. Aku lihat selakangan yang sudah memerah hingga membikinku kembali menjilati vaginanya, kusedot kuat-kuat seluruh cairan yang ada di vaginanya, ku dengar Melati menjerit nikmat. Tak lama aku sapukan lagi kemaluanku ke bibir vaginanya dan Melati semakin mendesah menjadi-jadi, ku hujamkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya kukocok naik turunkan pinggulku membuat Melati kembali menuju kenikmatan, di jepitnya pinggangku dengan kedua kakinya, keringat dan desah napas menyatu dalam permainan yang penuh nafsu ini, aku tidak tahan dengan semakin menjepitnya vaginanya.

"Melati aku mo keluar nggak tahan".
"Sayang aku juga mau keluar lagi, keluarin di dalam ya sayang" pintanya.

Kocokanku semakin liar hingga tiba-tiba aku tidak tahan lagi membendung spermaku untuk keluar ke dalam vaginanya dan Melati pun mencengkeram tubuhku kuat-kuat semprotan batang kemaluanku disambut dengan kenikmatan yang di capai Melati. Aku telentang di atas tubuhnya dengan kemaluanku yang masih di dalam vaginanya, aku cabut kemaluanku dan aku letakkan tubuhku di samping Melati sambil aku kecup pipinya.

"Terima kasih Melati.."
Di kecupnya pipiku kembali oleh Melati sambil berkata, "Kamu sungguh hebat sayang, tapi aku ingin menikmatimu sampai besok sayang".

Kudengar nafasnya yang masih menderu dari sisa permainan yang melelahkan. Tak kukira ternyata sudah 1 jam 5 menit permainan yang kami lalui. 30 Menit sudah kami istirahat tubuh kami berdua masih terlentang di dengan selimut dengan posisi aku memeluk tubuh Melati, tiba-tiba kemaluanku kembali lagi beraksi untuk siap berdiri lagi, aku usap-usapkan kemaluanku ke pantat Melati dengan tiba-tiba tangan Melati mencengkeram kemaluanku dan berbisik, "Sekarang ganti aku ya sayang." ucap Melati.

Kulihat tubuhnya merangkak diatas tubuhku dengan posisi kepala di atas selakangkanku di mainkannya kemaluanku sambil menjilati dan melumat kemaluanku, batang kemaluanku di jilatinya lembut centi demi centi membuat aku merasakan kehangatan lidahnya dan semakin lama jilatanya berubah semakin rakus. Akhirnya semua batang kemaluanku di telan dalam-dalam ke mulutnya.

"Aagh.." aku menjerit menikmatinya.

Di bukanya kakiku lebar-lebar dan kembali menjilati buah kenikmatanku. Aku mendesah sambil meremas buah dadanya. Di hisapnya batang kemaluanku dalam-dalam, keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk. Aku semakin cepat menekan kepala Melati. Melatipun tidak tinggal diam, lidahnya ikut bergerak-gerak dengan binal di kemaluanku.

"Oouughh..".

Sesaat kuhentikan permainan oral yang paling nikmat yang pernah kurasakan. Melati kau benar-benar liar! Kuminta Melati berlutut diatas mukaku, ku usap-usap vaginanya dengan lembut, kulihat pinggulnya bergoyang mengikuti usapan-usapanku di vaginanya sambil Melati meremas-remas buah dadanya yang montok, kusapukan lidahku ke sekitar vaginanya dan kulihat pinggulnya semakin menegang menikmatinya, tak lama lidahku mulai menyusuri lubang vaginanya yang semakin basah kuarahkan lidahku ke klitorisnya, pinggangnya makin bergoyang-goyang dan akhirnya menegang sambil medesah.. hingga akhirnya tubuhnya rubuh di sampingku.

Aku ganti jongkok di depan liang vaginanya, di bukanya pahanya lebar-lebar.. di kiranya aku ingin segera memasukkan kemaluanku ke vagina, tapi Melati salah aku masih ingin menikmati lubang vagina dengan lidahku, Kubuka lubang vaginanya dengan jariku dan dengan rakusnya lidahku menjilatinya, mulutku pun dengan liat menjilat dan menghisap klitorisnya.

"Aacchh.." Melati mendesah.

Badannya kembali bergetar karena merasakan kenikmatan dari mulutku. Tak kuhiraukan cairan yang keluar dari vaginanya, bahkan hidungku pun ikut masuk dalam vaginanya yang memerah, Melati terkejut melihatku dan bahkan kemudian dia menekankkan kepalaku ke dalam selakangannya, aku kembali menjilati liang vaginanya dengan liar, kulihat Melati semakin tidak tahan dengan kenikmatan itu, semakin liar aku menjilati daging kecil di sela pahanya itu yang semakin membawa Melati ke puncaknya lagi, dan akhirnya..

"Sayaanngg.., akuu.., keluaarr.. aagghh.." Melati mengejang menikmatinya dan menjambak-jambak rambutku untuk membenamkan kepalaku lebih dalam ke selangkangannya.
Aku berbaring di sampingnya dan kutarik kepalanya serta kucim bibirnya dengan lembut, kini lidahku menari bukan di liang vaginanya lagi tapi di dalam mulutnya, semantara tanganku meremas buah dadanya perlahan, kurebahkan Melati ke sisiku. kini ganti kujilati daerah sekitar dadanya dan perlahan puntingnya kuhisap keras. Tak lupa tanganku mengelus-elus vaginanya yang dari tadi sudah membasah. Perlahan kubalikkan tubuh Melati, Kutarik pinggannya hingga posisinya menunging. Aku arahkan batang kemaluanku kevaginanya yang sudah basah dan memerah, kudengar Melati semakin mengerang.

"Aacchh.. cepaat sayankk aku sudah nggak tahan pleassee.." pintanya..

Kumainkan sebentar batang kemaluanku ke ke sekitar vaginanya dan bleess..

"Oohh nikmat sekali," kurasakan vaginanya menjepit batang kemaluanku.

Kemudian kugoyangkan perlahan, dan tangganku pun tidak tinggal diam kuremas-remas buah dadanya yang mengantung, sementara genjotan di lubang vaginanya terus berlanjut, tubuh Melati ikut bergoyang menikmati sodokan batang kemaluanku.
Semakin lama semakin mengeras, nafsuku semakin memuncak mendengar teriakan dan desahan Melati.

"Aagghh.., yess..", Melati mengeraang..

Semakin keras aku menyodokkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya semakin Melati menikmatinya, dan pantanya semakin menungging seakan meminta semakin liar aku menyodoknya. Tak kusiakan, kusodok lagi lebih keras batang kemaluanku hingga tak kusangka Melati mengerang.

"Sayang.. aku mau.." kurasakan tubuhnya makin mengencang mengikuti sodokanku..
"Saa.. yaang.."
"Tunggu ya Melati aku juga mau.."

Sodokanku semakin bertambah cepat dan liar aku semakin ganas hinga tanganku menahan erat pinggangnya agar bisa dengan mudah mengikuti irama sodokan kemaluanku. Kutekan sedalam-dalamnya batang kemaluanku agar aku bisa menumpahkan di tempat yang terdalam.

"Melati.., aakuu ke.. lu.. aar.."

Melati tak kuat menahan semburan birahiku hingga Melati pun mendesah, "Aku Juga ke.. lu.. aarr.." jerit Melati sambil mencengkeram sprei..

Kurasakan cairan kenikmatanku menyembur di vaginanya bersamaan dengan denyutan di dalam liang vaginanya. Benar-benar nikmat tak terkira. Kami berdua sama-sama tergeletak lemas di kasur, kukecup keningnya dengan lembut sambil berucap, "Terima kasih Melatii.. kamu sungguh hebat".

Dibalasnya kecupanku oleh Melati, sunyi menyelimuti kami beberapa saat hingga kami tertidur. Melati masih tertidur dalam pelukanku, kupandangi wajahnya..

*****

"Selamat sore Melati" Ucapku saat ia membuka matanya, sambil kuberikan kecupan lembut di bibirnya.
"Enak ya tidurnya?" tanyaku sambil memeluk lebih erat tubuhnya.
"Iyaa.., sayang palagi abis 2 kali main sama kamu" Ucap Melati
"Kita mandi Yuk?, sekarang kan sudah jam 6 sore, abis itu kita cari makan" ajakku..
"Yuuk.. tapi aku di mandi'in yaa.." jawab Melati..
"Duhh cepetnya klo diajak mandi" sambungku..

Kami berdua beranjak menuju kamar mandi, aku ke bawah shower dulu, setelah suhu air tepat aku ajak Melati medekatku.
Dibawah kucuran sower kucium bibirnya dengan perlahan tangankupun tidak tinggal diam, kuusap dada Melati saat menyabuninya, perutnya dan daerah kewanitaannya, aku ingin main sambil mandi. Setelah aku menyabuni tubuh Melati, ganti Melati menyabuni tubuhku, disabuninya tubuhku sampai akhirnya Melati menyabuni batang kemaluanku yang mulai membesar, dan di remas-remasnya batang kemaluanku.

Tak kusia-siakan kesempatan ini kudekatkan bibirku ke bibir Melati dan kulumatnya, sambil kudorong dia di tembok. Belum kami bersihkan sabun di badan kami sehingga membuat badan licin. Kuremas - remas buah dadanya dengan kencang, sementara batang kemaluanku semakin keras berdiri. masih di bawah sower kami bersihkan sabun yang ada di tubuhku, kemudian di tariknya tubuhku menjauh dari sower, dan tiba-tiba Melati berlutut di depan batang kemaluanku dan mengelus-elus.

"Minta lagi ya sayang.." ucap Melati, seakan mengerti keinginanku, kemudian di jilatinya perlahan dan di masukkan dalam mulutnya, dikulumnya halus sambil mengelus-elus ke buah zakarku.
"Aagghh.. terus Melati.." Ucapku merintih kenikmatan.

Melati terus mengisap dan membuat batang kemaluanku makin membesar dan tegang. Puas dengan isapannya Melati berdiri di depanku dan besandar di tembok, Mulut kami saling melumat kembali lidahku menari-nari didalam mulutnya, dibalasnya lidahku dengan nakalnya. Tangannya melingkar di bahuku, sementara tanganku mengarahkan batang kemaluanku dan memasuk kan batang kemaluanku ke liang vaginanya.

"Aagghh.." Melati mengerang nikmat.

Sambil masih berdiri ku tekankan batang kemaluanku semakin dalam ke liang vagina Melati, dengan gerakan tarik, tekan, tarik, tekan.

"Sayang.. aagghh" desah Melati.

Kubalik tubuhnya, sekarang Melati menghadap ke tembok, dan kumasukkan lagi batang kemaluanku ke liang vaginanya, semakin kencang dan liar aku menarik dan menekan batang kemaluanku semakin mendesah Melati menikmatinya.

"Sayang enak bangeet" kata Melati sambil tanganya bersandar di tembok.

Gerakanku semakin liar saja menarik dan menekan batang kemaluanku ke liang vagina Melati tanganku pun tidak tinggal diam meremas buah dadanya, semakin dalam aku menekan batang kemaluanku semakin kacau desahan Melati. hingga membuat Melati kembali mencapai puncaknya.

"Sayang.. aku.. mo keluaar.." teriak Melati.
"Bentar kita bersama.. aku juga mo keluar.."
Makin aku kencangkan aja gerakanku semakin liar aku menekan dan menarik tubuhku hingga akhirnya Melati berteriak.., "Aagghh.. nikmat sayang".
Kurasakan semburan cairan kenikmatanku di dalam vaginanya dan serasa vaginanya menyepit batang kemaluanku di dalamnya.
Setelah selesai semburan kenikmatan aku tarik kemaluanku. ku kecup bibirnya dengan lebut sambil berkata, "Terima kasih Melati" Ucapku..

Kami bersihkan lagi tubuh kami berdua di bawah sower dan kemudian kami keluar dari kamar mandi. Jam sudah menunjukan angka 7 kulihat jendela di luar sinar lampu mulai menerangi langit yang gelap sinarnya yang berkilau seperti sinar bintang.

"Ayo kita jalan-jalan sambil cari makan" ajakku pada Melati.

Kami berdua keluar hotel dan mencari makan malam lapar juga perut ini dari siang belum terisi. Jam 9 malam kami masuk ke kamar lagi setelah kami jalan-jalan + makan malam. Kulihat Melati duduk di sofa depan televisi menyaksikan salah satu acara, kuhampiri Melati dan aku duduk di sampingnya, ku peluk erat tubuhnya dan perlahan kulumat bibirnya perlahan, kulihat mata Melati terpejam menikmati lumatan bibirnya dan napasnya mendesah serta sesekali Melati memainkan lidahnya dalam mulutku.
Tak terasa jari lentik Melati mulai bergerak menyusup ke selakanganku sambil mengusap-usap batang kemaluanku dari luar dan perlahan batang kemaluanku mulai tegak berdiri.

Jari-jarinya yang lentik terus mengusap-usap batang kemaluanku, sementara aku mencium dan menjilati telinga dan leher Melati yang mebuat tubuh Melati semakin mengelinjang-gelinjang.

"Oh sayang.. Geli ahh..!"

Kuturunkan bibirku dari dari kuping menelusur leher, sambil tanganku melepas kaos ketat yang di pakainya itu hingga terlihat buah dadanya yang besar, payudara itu terlihat menyembul dari bra yang dipakainya aku buka pengait bra itu dan kulihat puntingnya mengarah ke bibirku.

Tanpa membuang waktu kulumat puting itu dengan gemas, kusedot-sedot dan kujilati putingnya yang merah kehitam-hitaman. Tiba-tiba tangan Melati mebuka celana ku dan sekali sentak Melati langsung mengeluarkan batang kemaluanku. Dengan lembut dan penuh perasaan Melati mulai mengocok batang kemaluanku ke atas ke bawah.

"Aacchh.., Melati.. aacchh.." aku mengerang menikmati seraya terus menjilati dan menyedot puting Melati.
"Melati kita lanjutin di renjang aja ya" ucapku sambil mengangkat tubuhnya yang hanya mengenakan CD mininya.

Aku angkat tubuhnya dan aku baringkan tubuhnya ke ranjang dan kembali aku lumat puting buah dadanya. Tiba-tiba Melati mendorong tubuhku hingga aku terduduk diatas ranjang dan Melati sendiri kemudian berlutut di hadapan selakanganku. Kulihat padangan matanya yang penuh nafsu. Bersamaan dengan itu Melati mulai menjilati kepala batang kemaluanku sambil meremas-remas kedua buah zakarku..

"Aacchh.. oocchh.. Melati!" desahku.

Semakin aku mendesah di buatnya semakin liar dia mejilati dan mengeluar masukkan batang kemaluanku di mulutnya disertai gerakan lidahnya yang mengesek urat bawah kepala kemaluanku. Tangan kiriku kembali meremas buah dadanya dan tangan kanan ku mulai merasuk ke dalam CD nya, kulepas CDnya dan langsung ku raba-raba daerah sekitar vaginanya.

"Mmhh.., mmhh.. Emmhh" rintih Melati, sambil terus mengulum batang kemaluanku ketika kuremas buah dadanya.

Melati semakin memeperkuat sedotanya hingga membuatku mengerang tidak karuan. Tidak mau kalah, kumasukkan jari tanganku ke liang vaginanya, saat jariku menyentuh daging sebesar kacang yang menonjol keluar segera aku gosok klitoris Melati dengan liar.

"Aacchh.., aacchh.." Melati mulai melepas batang kemaluanku dari mulutnya dan berteriak menikmati gosokanku di klitorisnya, hampir 15 menit kami saling mengocok, meremas dan menghisap yang di ikuti dengan gelinjangan dan jeritan jeritan histeris. tiba-tiba Melati menengadahkan wajah dan merintih.

"Sayang aku dah nggak tahaann..!" tanpa menunggu lagi kuangkat tubuh Melati dan kusuruh dia menungging.

Tampak kedua buah dadanya yang besar menggelantung bebas seakan-akan minta di remas-remas. Kubuka kedua kaki putih yang mulus itu lalu kugosok-gosokkan batang kemaluanku ke daerah vaginanya, kulihat vaginanya yang kemerah-merahan sudah basah berair, kudengar Melati semakin merintih tidak tahan. Perlahan kusodokkan batang kemaluanku ke dalam liang vaginanya yang sudah membanjir itu.

"Aacchh.." Melati mengigit bibirnya sambil menikmati batang kemaluanku yang tengah memasuki liang vaginanya.
"Aacchh.., aacchh..," desah Melati menikmati sodokanku.
"Aacchh..!" Jeritnya ketika dengan liar aku semakin menghujamkan batang kemaluanku keluar masuk ke liang vaginanya hingga batang kemaluanku terbenam semuanya di dalam liang vaginanya.

Semakin liar aku menghujamkan batang kemaluanku dengan liar dari arah belakang, lalu kutempelkan perut dan dadaku di punggung dan tangan kananku meremas dan memelintir ke puting buah dada Melati yang semakin menegang itu.

"Ooaacchh.." erangannya keras sekali.

Kulihat Melati menengok kearahku sambil menjulurkan lidahnya. dengan cepat aku lumat lidah itu dan kami pun berciuman dengan posisi Melati menungging. Semakin liar aku menyodokkan batang kemaluanku dantanganku semakin meremas-remas buah dadanya. tangan kanan Melati menjambak rambutku dan mempererat lumatan bibir kami. Tiba-tiba Melati merintih dan mengigit lidahku, Tampak wajahnya mengespresikan kenikmatan yang telah di laluinya sambil dindidng vaginanya berdenyut-denyut mencapai klimaksnya.

Aku berhenti sebentar dan mebalik tubuh Melati, aku pandangi tubuhnya yang sempurna itu. dan kulihat Melati meregangkan kedua kakinya pertanda dia minta di lanjutkan. Kuarahkan Juniorku kedepan bibir vaginanya, emang sengaja tidak langsung aku masukkan dulu, tapi aku buat main-main dengan mengusap-usapkan batang kemaluanku ke vaginanya yang semakin membikin Melati mendesah. Dengan tiba-tiba batang kemaluanku aku masukkan ke liang vaginanya hingga semuanya terbenam di dalam vaginanya.

"Aacchh.. Sayang enakk" sambil menyilangkan kakinya di atas pinggangku.

Aku semakin liar mengoyangkan dan menyodokkan batang kemaluanku diatas tubuh Melati. Aku angkat kedua kaki Melati aku letakkan ke bahuku dan semakin liar aku menyodokkan batang kemaluanku. Semakin cepat aku mengoyangkan tubuhku hingga aku tak bisa mengontrol diriku dengan tiba-tiba aku merasakan kalo batang kemaluanku siap untuk menyemprotkan cairan kenikmatan.

"Melati.. aacchh.. aku mau keluar" erangku disertai sodokan yang semakin liar.
"Keluarin di dalam saja sayang aku juga mau keluar" jawab Melati sambil mengoyang-goyangkan pinggulnya dari bawah.

Tak mau kalah aku pun semakin liar neyodokkan batang kemaluanku hingga tiba-tiba tersemburlah air kenikmatan dari dalam batang kemaluanku di sertai denyutan dari dalam vagina Melati.

"Aacchhkk.." desah dan erangan Melati disertai tarikan tangnya ke rambutku pertanda dia mencapai puncak kenikmatannya.
Setelah berhenti semburanku dan denyutan vagina Melati kujatuhkan tubuhku ke samping tubuh Melati, perlahan dengan sisa tenagaku, kukecup bibirnya dan aku ucapkan, "Terimaksih ya Melatiku" sambil aku remas buah dadanya yang montok itu.

*****

Demikianlah pembaca kisah kami sampai kami berdua cek-out dari hotel Sabtu jam 11 siang kami berdua melakukan sampai 9x. Sebelum mengantarku ke terminal bis, Melati mengajakku untuk bertemu lagi bulan depan.

Untuk Melatiku, walau kita telah sama-sama married tapi aku masih menyayangimu, maafkan aku bila kisah ini aku muat tanpa seijinmu.

Bagi yang ingin berkenalan denganku, silakan kirim mail ke bawah ini dan aku akan menjawab setiap mail yang masuk.

Sebulan telah berlalu, semenjak perpisahanku dengan Melati di terminal Arj. Untuk memenuhi rasa kangen kami berdua setiap hari kami selalu chat. Setiap hari saling curhat tentang masalah kami masing-masing sehari kami tidak bertemu atau saling call rasanya ada sesuatu yang hilang diatara kami. Untuk selama itu kami berdua bisa menutupi hubungan kami di depan tunangan kami masing-masing, hingga tak terasa pada waktu kami chat Melati mengungkapkan perasaannya kalo pengen bisa berdua'an lagi denganku.

Untuk menutupi semua hubunganku dengan Melati pada tunangan kami masing-masing, kami selalu bertemu hari Jumat-Sabtu (maklum kami berdua sudah saling punya tunangan). Hari Jumat pagi Melati berangkat ke Surabaya dengan alasan tugas luar kota pada tunangannya, demikian juga aku memakai alasan luar kota pada tunanganku. Setelah Melati sampai di tempat yang kami janjikan, kami berdua menuju ke Tretes sebelumnya saya sudah menghubungi salah satu teman saya yang punya vila di Tretes untuk aku pinjam.

Tak terasa mobil kami telah memasuki tol Surabaya-Gempol, sepanjang perjalanan kami bercanda dan bercerita macam-macam, sampai akhirnya Melati menyeletuk berkata.

"Sayang.. aku kangen ama adikmu itu.." celetuk Melati sambil meremas batang kemaluanku.
"Sama Melati aku juga kangen ama gua kamu tuh.." ucapku sambil mengecup bibir Melati dengan mesra.

Sementara aku konsentrasi dikemudi sedang tangan Melati masih tetap berada di atas batang kemaluanku yang masih tertutupi oleh celanaku.

"Keluarin aja Melati, kan adikku juga kangen pengen lihat kamu " ucapku sambil tertawa.
Seperti tanpa menunggu perintah selanjutnya diraihnya ikat pinggangku dan di bukanya. Kemudian di turunkan retsleting celanaku dengan sedikit aku mengendorkan tubuhku, Melati dengan mudah mengeluarkan batang kemaluanku.

Dengan tidak sabarnya Melati meremas-remas sambil memandang batang kemaluanku dengan penuh pesona, dielus-elusnya batang kemaluanku dengan jarinya dan ditorehnya lubang kencingku hingga membuat batang kemaluanku semakin menegang.

"Berhenti sebentar ya Melati" ucapku sambil menepikan mobilku di jalur hijau.
Setelah berhenti aku memundurkan jokku dan memiringkan sandaranku. Rasanya aku tidak bisa konsentrasi penuh karena aku juga harus mengamati jalanan, siapa tau ada pengemudi mobil atau polisi tol yang memperhatikanku. Sementara tidak hanya tangan Melati saja yang beraksi di batang kemaluanku tiba-tiba di dekatkanya bibirnya ke batang kemaluanku dan di lumatnya batang kemaluanku dalam bibirnya yang sexy.

Tidak lebih 5 menit Melati memainkan batang kamaluanku dengan tangan dan bibirnya aku mengemudikan mobil kembali, rasanya ada sesuatu yang menggantung dengan tidak selesainya permainan itu.

Kulihat Melati tertidur sekejap, mobil kami sudah memasukki villa milik temanku, lumayan juga kondisi villa itu walaupun si pemilik jarang memakainya. Rumahnya menyendiri di pojok halaman yang banyak di tumbuhi tanaman khas daerah dingin serta pagar tinggi yang di tutupi oleh tumbuhan bambu yang membuat orang luar rumah tidak bisa melihat ke halaman villa itu.

Aku memarkir mobil ke pintu masuk dan tak lama seorang bapak yang sudah agak tua muncul dari halaman rumah. Aku panggil Pak Udin (aku sudah kenal sama Pak Udin karena aku sering bermalam di villa itu dengan Tommy) aku bilang kalo aku mau memakai villa itu semalam sambil aku tunjukkan kunci yang aku pinjam kemarin dari Tommy sambil aku sampikan salam Tommy buat Pak Udin, aku balik ke dalam mobil dan Pak Udin membuka pintu gerbang sambil tersenyum ke aku. belum sampai aku buka pintu villa itu Pak Udin menghampiriku sambil berkata.

"Nak Herry, saya mau pergi ke Pasuruan dulu ya, saya mau menjenguk anak saya yang melahirkan, besok siang saya balik lagi" ucap Pak Udin.
"Silahkan Pak Udin saya sudah bawa kunci sendiri Pak, hati-hati di jalan ya Pak" sambil aku selipkan beberapa lembar uang ke saku Pak Udin.
"Terimakasih Nak" ucap Pak Udin.

Kulihat Pak Udin telah menggembok pintu gerbang luar dan dia menghilang di tikungan jalan.
Aku masuk ke villa itu dan aku turunkan makanan kecil, minuman ringan dan buah-buahan aku suruh Melati memasukkan ke dalam lemari es yang ada di ruang makan dalam. Aku masuk ke kamar tidur utama, ruangan ini lumayan besar dengan kamar mandi yang ada di dalamnya dan teras yang menghadap kebelakang sambil tanganku memeluk tubuh Melati. Sudah tidak sabar rasanya bibir kami saling berciuman dan lidah Melati makin liar saja menyedot dan menghisap lidahku.

Aku memeluk tubuh Melati sambil mulut kami tetap saling melumat seakan setahun lamanya tidak berjumpa. Kami berddua seperti orang sangat kehausan. Dan kurasakan tangan Melati sudah tidak sabar lagi, langsung saja mencengkeram dan meremas selakanganku. Akupun tidak bisa tinggal diam tanganku langsung meremas-remas pantatnya sambil aku lepas pakaian yang melekat di tubuh Melati kecuali BH dan celana dalamnya. Demikian pula Melati melepas celana panjang dan kemeja yang aku pakai hanya di sisakan celana dalamku saja.

Kini aku bopong tubuh Melati ke ranjang tempat tidur utama sambil mulut kami tetap saling mengulum, aku turunkan tubuhnya ke ranjang tanpa mulutku melepas mulutnya. Kini posisiku berjongkok diatas tubuh Melati, kemudian mulutku turun menjilati dagu Melati terus merambat dan merambah leher Melati, aku perhatikan buah dada Melati yang montok itu yang masih tertutup BH itu rasanya aku sudah tidak sabar lagi, tanganku membuka pengait BH itu kemudian mulutku menjilati buah dadanya yang indah itu sambil perlahan aku menyedot-nyedot kedua punting Melati saling bergantian, sambil tanganku meremas-remas buah dadanya. Sesekali tangan Melati menjambak-jambak rambutku sambil mulutnya mendesah.
"Aacchh.. sayang.. gelii" desah Melati.

Setelah menjilati buah dada Melati lidahku merambah ke perut Melati dan tanganku mulai beraksi mengusap-usap pangkal paha Melati yang masih tertutup celana dalamnya, kugigit gundukan yang ada di tengah-tengah pahanya karena gemasnya dan aku tarik ke bawah celana dalam Melati hingga lepas, tak kubiarkan kesempatan yang berharga ini aku turun ke depan selakanganya dan aku jilati pahanya, kulihat Melati mendesah penuh kenikmatan, diremasnya rambutku dan di tekankan mulutku di selakangan Melati berharap aku menjilati vaginanya tapi aku tak terpengaruh.
"Sayang please" pinta Melati mengerang penuh kenikmatan sambil tangan Melati menjambak keras rambutku.

Akhirnya Melati menjerit lepas saat lidahku menjilati klitorisnya dilajutkan dengan aku ciumi vaginanya dengan gemasnya, desahan Melati semakin menjadi saat tanganku ikut bermain di liang vaginanya, aku semakin liar menjilati vaginanya dan kulihat Melati semakin menikmatinya. Kurasakan vagina Melati semakin basah dan penuh cairan.

Kulihat Melati hampir mencapai orgasme langsung saja kuhentikan, tiba-tiba Melati berkata
"Jahaat kamu sayang..aku mau keluar tadi.." ucap Melati.
Kulihat Melati telentang pasrah menantiku, aku merangkak ke atas tubuhnya dan aku tindih tubuh Melati, aku cium bibirnya dan kami saling melumat kembali, tanganku tak bisa diam. Aku sapu-sapukan kepala batang kemaluanku ke sekitar vaginanya yang sangat basah.

Kudengar Melati mendesah tertahan saat batang kemaluanku menguak liang vaginanya, tubuh Melati menegang sesaat merasakan kenikmatan itu, dan semakin aku mengocokkan perlahan tapi penuh perasaan diiringi ciumanku yang mesra, kurasakan kaki Melati menjepit punggungku, sehingga batang kemaluanku semakin tenggelam mengisi liang vaginanya, Melati semakin mendesah kacau saat kocokkanku semakin cepat maju mundur ke arah liang vaginanya, dipeluknya tubuhku makin erat, saat aku menjilati telinganya, kulihat tubuh Melati semakin mengelinjang kegelian.

Kini ganti aku angkat kaki Melati ke pundakku, aku sodokkan batang kemaluanku lebih liar, lebih dalam aku menyodokkan batang kemaluanku, semakin menjerit Melati menikmati adegan ini, hingga tak terasa Melati menjerit kenikmatan saat aku makin liar menyodokkan batang kemaluanku diiringi dengan denyutan otot didalam vaginanya yang meremas-remas batang kemaluanku, aku tatap wajah Melati makin tajam saat dia mencapai kenikmatan.

Tanpa tunggu waktu lagi aku langsung balik tubuh Melati, aku masukkan batang kemaluanku ke dalam liang vaginanya sambil aku sodokkan makin kencang aku perhatikan rambutnya yang terurai bergoyang-goyang mengikuti irama sodokkanku dan tanganku tidak tinggal diam meremas-remas payudaranya yang bergelantungan.

Sodokanku makin keras sepertinya makin mengaduk-aduk lubang vaginanya, kudengar Melati semakin rancau mendesah dan menjerit-jerit kenikmatan, semakin keras aku menyodoknya semakin keras pula Melati mendesah. Dan tak lama pula Melati mencapai puncaknya untuk yang kedua kalinya. Jeritan kenikmatannya dan denyutan otot dalam vaginanya justru membuat aku semakin cepat dan liar menyodokkan batang kemaluanku, kulihat jam di dinding belum sampai 30 menit Melati sudah 2 kali orgasme.

Kubalikkan lagi tubuh Melati dan sekarang pada posis terlentang di ranjang, kembali kepalaku kuarahkan ke selakangannya, kunaikkan pinggul Melati dan dengan liar aku jilati lagi daerah sekitar vaginanya serta aku selingi dengan kocokan kedua jariku di dalam vaginanya, Melati makin mendesah dan mengeliat.

Aku kembali menindih tubuh Melati dengan sekali dorong masuklah batang kemaluanku ke lubang vaginanya yang sangat basah dan aku sodokkan dengan cepat, tubuhku di peluk erat oleh Melati.
Semakin Melati mempererat pelukannya semakin liar aku menyodokkan batang kemaluanku ke vaginanya, kocokkanku sepertinya sudah menyodok rahimnya semakin dalam dan semakin cepat, kurasakan Melati mulai ikut menggoyang pantatnya, pantanya mengikuti irama sodokkanku yang makin liar saja, tiba-tiba aku rasakan aku mau keluar.
"Melati aku mau keluar.." ucapku.
"Tunggu sayang, kita bersamaan sayang.." ucap Melati.

Aku sudah tidak kuat lagi menahan aliran spremaku yang akan keluar, aku sodokkan batang kemaluanku semakin kencang diiringi dengan goyangan patat Melati dari bawah yang membikin batang kemaluanku jadi geli. Tiba-tiba..
"Ooaacchh.. Melati aku keluar.." teriakku saat cairan spermaku keluar di dalam, dari dalam vaginanya dan kurasakan otot dalam vagina Melati berdenyut-denyut meremas-meras batang kemaluanku diiringi dengan jeritan Melati.
"Sayang.. aku juga keluar" jeritan Melati disertai cengkeraman tangannya ke punggungku
Aku rubuhkan tubuhku ke samping tubuh Melati setelah selesai kami mencapai puncaknya, tak lupa aku cium mesra bibirnya sambil berucap.
"Terimaksih Melatiku.." ucapku lemah.

Aku terbangun dari tidurku, aku lihat jam menunjukkan angka 3 sore, aku bangun dan aku selimuti tubuh Melati yang masih tertidur pulas di ranjang, aku pakai celana panjangku tanpa celana dalam, aku buka pintu kamar yang menghubungkan teras belakang aku perhatikan suasana langit yang mendung gelap, pasti sebentar lagi hujan pikirku. Kembali aku ke masuk ke dalam kamar dan mengambil soft drink di lemari es, aku kembali keteras belakang dan duduk di teras sambil menikmati pemandangan sekitar villa, saat aku melamun dan menikmati indahnya panorama pegunungan, tiba-tiba ada tangan menyentuh bahuku di ikuti kecupan di pipiku.

"Sore sayang, emang nggak dingin telanjang dada say.." ucap Melati.
"Nggak terlalu dingin Melati, kan biar lebih cepat kalo kita mau main.." sahutku sambil memperhatikan Melati yang hanya mengunakan kaos yang panjangnya sepaha tanpa mengunakan Bra + celana dalamnya.

Melati duduk di sampingku dan bersandar ke dadaku tangannya masih membelai dadaku, kami berdua kembali bercerita macam-macam tentang diri kami masing-masing. Lama-kelamaan aku tidak kuat menahan melihat tubuh Melati yang hanye terbungkus dengan kaos dan pahanya yang kelihatan putih mulus itu, sambil bercerita tanganku memeluk dan meremas-remas buah dada Melati yang hanya tertutup oleh kaos yang di pakainya.

Mendung semakin tebal disertai guntur yang mengelegar dan diiringi ujan rintik-rintik membikin suasana makin romantis saja, semakin kencang aku meremas-remas buah dada Melati yang tubuhnya kini tertidur di pangkuanku, mungkin karena geli atau mulai terangangsang tangan Melati mulai membuka ikatan sabuk dan menurunkan retsleting celana panjangku dan tanpa komando lagi dia mulai meremas-remas dan mengocok-kocok batang kemaluanku yang mulai membesar.

Aku lumat bibir Melati, kini bibir kami saling berlumatan lidah Melati mulai menelusup kerongga mulutku menari-nari di langit-langitku bahkan kadang menghisap dan membelit lidahku dan tangan Melati makin liar mempermainkan batang kemaluanku. Sungguh lain rasanya hujan yang makin deras dan kami bermain di teras belakang (untung rumah dan halaman villa tersebut tidak kelihatan dari luar karena tertutup oleh tembok dan pohon bambu yang tinggi).

Tak mau kalah aku ganti menghisap kuat-kuat lidah Melati sambil tanganku makin kencang meremas-remas buah dadanya dari luar. Kembali aku sedot lidah Melati, kulilitkan lidahku dan kutekan dalam-dalam dan perlahan aku lepas kuluman bibir kami, aku dudukan Melati di sofa yang menghadap ke halaman belakang, kini ganti aku jongkok di depan paha Melati, aku mulai menciumi dan menjilati kaki kiri Melati dari ujung kaki sampai ke pangkal paha, kulihat Melati sudah tidak tahan lagi dia membuka lebar-lebar pahanya yang masih dalam posisi terduduk dan tubuhnya masih terbalut kaos yang tipis. Saat jilatan lidahku mendekati lubang vaginanya, Melati menarik rambutku membenamkan mukaku, karena aku masih ingin mengerjain Melati aku ganti menjilati paha kanannya dan turun sampai pangkal kakinya, ganti ujung kaki kirinya lagi aku jilati sampai akhirnya ke bagian paha atasnya. Kini Melati tidak kuat menahannya, langsung membenamkan mukaku ke lubang vaginanya, dibenamkan mukaku sampai hidungku masuk ke vaginanya yang sudah berair aku tarik mukaku dan aku keluarkan lidahku untuk menjilati vaginaya, tapi kini aku jilati daerah sekitar vaginanya karena aku tidak ingin langsung menjilati vaginanya, bau spermaku yang 3 jam lalu tertumpah di vaginanya masih membekas, karena aku gemasnya akhirnya aku sapukan lidahku ke lubang vaginanya aku sodokkan maju mundur kudengar desahan dan erangan Melati yang makin tidak karuan.

"Ooaacchh.. sayang teruss.." jerit Melati menikmati jilatan lidahku di vaginanya.
Kini ganti aku jilati daging sekecil kacang kecil diatas vagina Melati, lidahku makin liar dan aku makin gemas menjilati daging kecil tersebut serta dua jari kananku yang tidak bisa diam menusuk masuk dan keluar dari dalam vagina Melati, makin keras desahan Melati makin liar pula aku menjilati dan menyapukan lidahku di clitoris Melati dan dua jari tanganku makin liar menusuk masuk dan keluar dari liang vaginanya, sungguh tak kusangka tiba-tiba Melati menjambak rambutku dan mengangkat pantatnya naik sambil berteriak.
"Ooaacchh.." dijambaknya rambutku makin kencang saat dia mencapai nikmatnya.
Kini Melati bediri dan ganti aku didudukkan ke sofa. Posisi Melati ganti jongkok menghadap ke selakanganku dan tangannya langsung meremas-remas batang kemaluanku, kini tidak lagi tangan Melati yang meremas tapi lidah Melati mulai menyapu batang kemaluanku, dijilatinya batang kemaluanku dari pangkal sampai kepalanya yang besar, tanpa menunggu komando melesaklah batang kemaluanku di dalam mulut Melati.
Kini Melati melahap semua batang kemaluanku sambil menyedot-nyedot batang kemaluanku, sungguh geli dan nikmat tak terkalahkan. Aku juga mulai merintih karena nikmatnya. Secara tak sadar aku tarik rambut Melati yang panjang dan aku benamkan kapalanya di selakanganku. Masuk semua batang kemaluanku sampai pangkalnya ke mulut Melati. Seperti tak mau ketinggalan waktu Melati berdiri lalu duduk di pangkuanku sambil memegang batang kemaluanku dan tiba-tiba dilesakkan batang kemaluanku di dalam liang vaginanya, kini Melati yang memegang kemudi posisi ini, Melati menaik-turunkan pinggulnya sehingga keluar masuklah batang kemaluanku di dalam vaginanya, mulut kami kembali saling melumat dan tanganku meremas-remas pantat Melati.

Suasana hujan makin derasnya sehingga jeritan dan desahan kami hilang ditelan suara hujan. Semakin liar Melati mengoyangkan pinggulnya naik turun semakin kencang aku meremas-remas pantatnya, tiba-tiba lidahku di sedotnya digigitnya lidahku sambil tangan Melati mencengkeram punggungku sambil berteriak dan membenamkan pinggulnya sehingga batang kemaluanku terbenam semua ke vaginanya.
" Aacchh.. aku keluar" jerit Melati sambil kurasakan denyutan otot vagina bagian dalam yang seperti meremas-remas batang kemaluanku.

Dua kali sudah Melati mencapai nikmatnya kini Melati merangkak di sofa tangannya bersandar ke sandaran sofa, tidak aku buka kaosnya karena aku merasa makin terangsang melihat Melati mengunakan kaos itu. Aku naikkan kaos itu dan aku menghadap tepat di vagina Melati, aku masih ingin menjilati vaginanya langsung aku sapukan lidahku di daerah sekeliling vaginanya, kulihat lendir dari vaginanya mulai menetes keluar. Aroma spermaku masih tetap terasa setiap kali aku jilati vaginanya, kini Melati mulai mendesah dan mengerang, desah dan eranganya hilang ditelan suara hujan yang belum juga reda. Aku sapukan jilatan lidahku ke atas vaginanya ke sekitar duburnya, kulihat Melati makin mengelinjang-gelinjang dan mendesah-desah.
"Sayang.. aacchh.. enak sayang.. teruss" desah Melati.

Aku jilati daerah dubur Melati dan dua jari tanganku pun mulai menerobos lubang vagina Melati, tanpa aku melepas jilatanku di sekitar dubur vagina Melati.
"Ooacchh.. aku ngak tahaann say..pleaasse" jerit Melati.
Aku sendiri tidak bisa menahan diri, langsung aku bediri dan menyodokkan batang kemaluanku pada Melati yang pada posisi menungging di sofa.

Makin liar aku menyodokkan batang kemaluanku, maju, mundur. Kulihat rambut Melati yang lurus terurai bergerak-gerak mengikuti irama sodokanku yang menambah sensasi tersendiri bagiku dengan tiba-tiba tangan Melati menarik tanganku sambil mendekatkan ke duburnya aku akhirnya mengerti maksud Melati, aku masukkan jari tengahku ke dalam duburnya dan Melati makin mengelinjang mengikuti sodokkan kami dan makin rancau Melati mendesah. Sodokanku makin kacau dan tidak beraturan dan jari tanganku pun ikut keluar masuk di dubur vagina hingga akhirnya aku merasa tidak kuat menahan aliran spermaku yang mau keluar.
" Melati aku mau keluaarr.." ucapku.
Makin kencang aku menyodokkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya dan tiba-tiba Melati menjerit dan tangannya mencengkeram sandaran sofa.
" Aacchh.." jerit Melati mencapai nikmatnya.

Aku rasakan denyutan otot vaginanya pada batang kemaluanku yang mebikin aku lepas kontrol dan aku pun tidak bias mengontrol diriku hingga semprotan spermaku akhirnya "Creett.." keluarlah spermaku di dalam liang vaginanya.

Kurebahkan tubuhku duduk di sofa berdampingan tubuh Melati keringatku mengucur keluar walaupun suasana dingin karena hujan yang tidak bagitu mempengaruhiku. Aku cium bibir Melati dan aku bisikkan
"Terimakasih Melati, kamu makin hot aja" bisikku di telinganya.

Aku pakai celana panjangku dan kami kembali bercerita macam-macam sambil kami berpelukan aku ambilkan soft drink buat Melati dan diminumnya. Tak terasa 2 jam aku duduk di teras belakang kulihat langit mulai gelap, aku angkat tubuh Melati masuk kedalam kamar.
"Aku mandiin ya Melati" bisikku
Dibalasnya dengan ciuman mesra di bibirku.

Aku turunkan tubuhnya di kamar madi dan mandi bersama berendam dan saling menyabuni badan dan kemaluan kami masing-masing dengan penuh kasih sayang. Mungkin karena rabaan dan belaiaanku di daerah sekitar kemaluan dan dada Melati, kulihat Melati mulai mendesah bergairah, Melati mulai meremas-remas batang kemaluanku yang sudah berdiri tegak semenjak di dalam bath up.

Tiba-tiba Melati langsung menduduki batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri dicepitnya lagi batang kemaluanku dengan otot Vaginanya. Tanganku pun tidak bisa tinggal diam disaat Maleti mengoyangkan pantatnya naik turun dengan liarnya rasanya ada sensasi tersendiri making love dalam bathup tangan kiriku meremas-remas buah dadanya dan tangan kananku memainkan clitoris Melati, semakin kencang Melati menaik turunkan badannya semakin keras pula desahannya dan gelombang air yang meluber ke lantai semakin banyak. Kuperhatikan desahan Melati semakin lama semakin kerasnya dan tiba-tiba.
"Ooaacchh..sayang aku.." ucap Melati sambil tangannya menjambak rambutku.

Kurasakan denyutan otot vagina dalamnya berdenyut-denyut menjepit batang kemaluanku, duh rasanya bikin batang kemaluanku pengen cepet keluar saja. Sepertinya Melati benar-benar menikmati posisi ini terbukti walau sudah mencapai nikmatnya, Melati tidak merubah posisi ini, dan makin nampak liar saja dia menaik-turunkan pantatnya dan sesekali dia mengoyang pantatnya. Duh bener-bener bikin aku lepas kontrol saja, tidak sampai 10 menit Melati mencapai puncaknya tiba-tiba aku merasa pengen keluar saja, mungkin karena aku tidak tahan merasakan goyangan Melati dalam bathtup itu dan dari dalam mulutku pun terucap
"Melati aku mau keluaarr" ucapku.

Sepertinya Melati sudah tahu kalau aku mau keluar, dipercepatnya goyangan dan gerakan naik turun Melati, tiba-tiba Melati membungkukkan badannya dan menerkam pergelangan kakiku sambil berteriak dan menjerit.
"Sayang..ooaachh" denyutan otot vagina Melati bersamaan dengan semburan spremaku di dalam vaginanya, aku remas pantat melati yang bulat dengan kencang.
"Melati.. oocchh.."
Setelah selesai mencapai puncaknya Melati bangkit dan jongkok, vaginanya tepat berada di depan mulutku, kakinya diletakkan di dua sisi bathtup sambil berpegang di kran bathtup, lalu berkata
"Sayang tolong jilati vaginaku lagi dong.." aku sungguh terkejut sama permintaan Melati itu, tapi aku tak mau mensia-siakan kesempatan ini, aku jilati bibir vagina Melati, kucium aroma spermaku dan lendir vagina Melati yang mulai meleleh turun keluar dengan senang hati(sesuai dengan hobiku yang paling seneng menciumi vagina karena aromanya yang bikin sensasi tersendiri) sambil aku elus-elus dan tepuk-tepuk kedua pantat Melati, beberapa saat aku tarik tubuh Melati dengan pelan-pelan dan mendudukan membelakangiku lagi dalam air, aku dekap erat-erat dan aku ciumi punggungnya.

Puas kami bercinta di kamar mandi lalu kami mandi lagi.selesai mandi dikeringkan tubuhku oleh Melati, kemudian aku pakai kaos dan celana panjangku tanpa memakai celana dalamku, kulihat Melati dengan tubuh yang terbalut dengan handuk masuk ke dalam kamar dan memakai kemeja sambil memakai celana pendek jens. Karena jam sudah menunjukan pukul 7.30 malam dan kulihat di luar masih mendung walau sudah 3 jam turun hujan.

Aku ajak Melati keluar untuk mencari makan malam, karena malas terlalu lama keluar aku cari saja makan di rumah makan dekat Villa kami. Setelah selesai makan kami berdua kembali lagi ke Villa, kulihat jam sudah menunjukkan jam 9.00 malam, suasana sudah sepi mungkin karena hari ini bukan akhir pekan.

Sesampainya di Villa langsung aku duduk di ruang santai aku nyalankan televisi dan aku nikmati acara music salah satu stasiun TV. Tiba-tiba tubuh Melati langsung dijatuhkan di sofa sampingku, kembali kami saling bercerita dan memadu kasih dan setiap kali kami cerita aku perhatikan payudaranya yang montok yang tersembunyi dalam kemejanya membikin tidak tahan, aku dekatkan bibirku di bibir Melati dan tanganku membuka kancing kemeja Melati dan langsung menelusup ke dadanya aku remas-remas buah dadanya yang padat dengan penuh nafsu, aku rasakan lidah Melati menelusup ke rongga mulutku menari-nari di langit-langit dan kadang menghisap dan membelit lidahku.

Tak kalah galaknya dalam berpangutan, aku sambut lidahnya, ganti aku menyerang, menghisap liur dan lidahnya dalam-dalam. Tangan Melati mulai membuka kaosku, kembali lidah Melati menyedot dan melilitkan lidahnya pada lidahku, tidak menunggu waktu lagi aku bopong tubuh Melati perlahan. Kubawa ke kamar tidur utama dan aku rebahkan perlahan tubuhnya, aku tidih tubuh Melati dan aku buka kaitan BH Melati yang berada di depan, aku daratkan bibirku pada payudaranya yang montok dan kenyal itu, aku mainkan kembali puting Melati dengan lidahku yang kasar ini. Aku sapu puntingnya dengan lidahku dan perlahan aku gigit pelan-pelan dengan penuh kasih sayang, kulihat Melati mulai mengelinjang dan melenguh penuh kenikmatan, jilatan aku turunkan centi demi centi kemudian aku sapukan lidahku di pusar Melati, tanganku pun aku painkan di punting Melati sambil aku pilin-pilin punting Melati.

Sekitar 5 melit kemudian jilatanku mulai turun ke bawah, tangan kananku membuka celana jens pendeknya kubuka kancing dan resletingnya serta CD-nya ke bawah dengan dibantu diangkatnya pantat Melati. Aku kembali menciumi dan menjilati perut bagian bawah Melati, akhirnya sampai juga pada gundukan vagina Melati. Sambil jongkok aku buka vaginanya lebar-lebar aku raba vaginanya yang sudah mulai berair. Keadaan kaki Melati yang masih menjuntai di luar tempat tidur ini memudahkan aku mengusap dan manjilati dengan mulut dan lidahku.

Perlahan-lahan kedua jari tangan kananku menyelinap ke dalam belahan vaginanya, aku rasakan lubang vagina Melati yang sudah basah oleh cairan lendirnya aku usap-usap titik G spot Melati. Jari-jariku bergeser ke atas - ke bawah, ke kiri dan ke kanan seolah menari-nari di dalam dinding vagina Melati, sedang lidahku tetap menyapu clitorisnya naik turun ke arah seputar klitoris Melati. Lumayan lama aku bermain di daerah sekitar vagina Melati, hingga tak terasa Melati berteriak seperti tak bisa diam menerima kenikmatan tangan dan lidahku tersebut.
"Sayang.. aacchh.. enak sekali sayang"
"Kamu keluar ya.. Melati" ucapku

Kuperhatikan tubuh Melati mengelinjang dan mendesah menikmati orgasme ini. Aku kembali santai kubelai rambut melati dan kuciumi seluruh mukanya, mulut dan lehernya, sambil aku ucapkan
" Melati vaginamu yang polos menantang itu membikin aku ingin memasukkan batang kemaluanku saja"

Beberapa saat kemudian didorongnya tubuhku perlahan dan Melati bangkit, dilihatnya celana panjangku yang belum di buka, dilepasnya retsleting dan diturunkannya celana panjangku, langsung didaratkannya bibir Melati ke batang kemaluanku. Dijulurkannya lidahnya di kemaluanku yang telah berdiri tegak, dikulumnya batang kemaluanku dan dijilatinya urat bagian atas yang agak lunak yang membikin aku mengelinjang mendera diriku.

Tak sadar aku mengerang dan mendesah keras saat tangan Melati mengocok dengan ritme pelan dan kemudian memepercepat kocokannya. Berulang-ulang dilakukannya hal ini dan kemudian dilepaskanya batang kemaluanku dari mulutnya dengan cepatnya Melati bangkit dan jongkok di atas pinggulku dan menyelipkan batang kemaluanku ke dalam liang vaginanya. Digoyang-goyangkan batang kemaluanku yang tegang seperti menaiki kuda dan digoyangnya ke kiri - ke kanan, memutar dan naik turun hingga tak sadar aku berteriak.
"Melatii.aacchh..enaakk" ucapku.

Karena tidak tahan dengan goyangan Melati, aku bangkit dan kubalikkan tubuh Melati tanpa mencopot batang kemaluanku yang masih menancap di liang vaginanya, aku angkat kedua kakinya ke pundakku dan aku jongkok bertumpu pada kedua lututku, aku sodokkan batang kemaluanku dengan liarnya sepertinya sodokanku berulang kali menerpa titik G-spotnya. Tubuh Melati mengelinjang menikmati adegan ini, semakin liar aku menyodokkan batang kemalanku semakin mengelinjang tubuh Melati, kulihat badannya bergetar mulutnya mendesah dan melenguh.
"Sayang aku keluar.."
Aku juga tidak tahan dengan adegan ini sehingga membuat aku ingin memuntahkan cairan spermaku.
"Melati aku juga keluarr.." ucapku.

Dipijitnya batang kemaluanku dengan otot vaginya. Kemudian berdenyut-denyutlah vagina Melati disertai semburan spermaku di dalam liang vaginanya. Keluarlah spermaku dan tubuhku kurebahkan di samping Melati tergolek tak berdaya tak lupa aku cium bibirnya sambil aku ucapkan
"Terimakasih Melati". Dibalasnya ciumanku oleh Melati.

Mungkin karena terlalu capek malam itu kami berdua tertidur diiringi dengan suara air hujan yang turun diatas atap vila kami tak terasa jam sudah menunjukkan 6.00 pagi. Kulihat tubuh Melati masih tertidur tanpa mengenakan baju secuilpun, aku kecup keningnya dan aku perhatikan sungguh cantik kau Melati secara tak sadar aku berpikiran seandainya kita belum punya tunangan akan aku puaskan kamu setiap hari Melati.

Aku perhatiikan tubuhnya yang indah dan lama-lama membikin batang kemaluanku berdiri tegang, aku sodorkkan bantang kemaluanku di depan mulut Malati yang membikin dia bangun dari tidurnya, seperti mengerti keinginanku dengan matanya yang masih belum benar-benar terbuka Melati menjilati dan menghisap batang kemaluanku sambil tangannya mengocok batang kemaluanku. Kutarik batang kemaluanku kemudian aku suruh Melati tiduran dengan posisi miring dan aku masukkan batang kemaluanku dari belakang ke dalam liang vaginanya sambil tanganku meremas-remas payudaranya dan menciumi leher belakangnya.

Sodokan dan gerakan tubuhku dari belakang mengenai dinding-dingding vagina Melati dan Melati mulai tidak bisa berdiam diri. Dengan lebih membungkukkan tubuhnya ke depan lagi, desahan dan jeritan Melati keluar membikin sensasi tersendiri bagiku sehingga makin membuatku liar menusukan batang kemaluanku ke dalam liang vaginanya tanpa terkendali. Hingga tanpa sadar kami berdua berteriak. Kurasakan denyutan otot vagina Melati meremas-remas batang kemaluanku dan tanpa sadar batang kemaluanku menyemburkan spermanya.
"Sayaang.. aku keluar.." ucap Melati
"Sama sayang aku juga keluar.." ucapku.

Kami berdua bersamaam mencapai puncaknya hingga kemudian aku menghentikan sodokkanku, tanpa aku lepas batang kemaluanku yang masih di dalam liang vaginanya aku peluk Melati dari belakang dan aku ciumi dia sambil aku belai.

Setelah aku mandi, aku duduk di depan TV sambil melihat acara music kesenanganku aku duduk di sofa ruang tengah, kulihat Melati sudah selesai mandi tapi hanya memakai kaos yang panjangnya sepaha tanapa mengunakan BH dan CD-nya kemudian dia menghampiriku sambil mengambil perhatianku berdiri di depan mukaku yang sedang melihat TV. Tanpa basa-basi lagi Melati menyodorkan vaginanya ke mulutku dengan menaiki sofa, dengan posisi aku duduk dan Melati berdiri di sofa sambil tanganya besandar di sofa lidahku menyambut dan menjilati liang vaginanya sepuas kami sampai kudengar melati mengerang dan mendesah lalu kami berdua melanjutkan ke ML lagi.

Jumat siang sampai Sabtu siang, kami sungguh menikmati permainan kami hingga 9 ronde aku melayani Melati. Sabtu siang mobil kami menuruni daerah Tretes dan aku menuju ke Malang untuk mengantar Melati ke Malang, sempat terucap seandainya kita belum saling mempunyai tunangan ingin rasanya hubungan kami berdua berlanjut diperkawinan, tapi semua itu suatu hal yang tidak mungkin. Apalagi 6 bulan ke depan aku harus menikah dengan tunanganku yang telah aku kenal 6 tahun yang lalu. Tapi kami berdua tetap akan meluangkan waktu ntuk berdua dan melepas rindu kami. Sempat Melati memuji kekuatanku yang bisa melayaninya sampai 9 kali, padahal dengan tunangannya dia bercerita hanya bisa sampai 4 kali sehari semalam.

Pembaca aku sendiri merasa heran dengan diriku padahal setiap hari aku melakukan minimal 3-4 kali semalam dengan tunanganku, tapi aku masih lebih merasa menikmati dengan Melati, apa karena itu aku lakukan dengan sembunyi-sembunyi yang rasanya lain dengan yang aku lakukan dengan tunanganku. Sebelum berpisah Melati berjanji 3 minggu lagi menyuruhku datang ke Malang dan kami berencana ke daerah Malang Selatan tepatnya daerah Sendang Biru yang katanya panorama lautnya indah sekali.

Sebelum Melati turun di dekat rumahnya aku cium bibirnya dan aku remas pantatnya..

E N D

Back to posts
Comments:

Post a comment

Next Page >>
• Kamasutra XXX
• Bollywood X Videos
• Kumpulan Video Artis Hot!!
users online
Day: 21 | All: 960592